Ekspor Pasir Laut menjadi booming kembali karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membuka kembali keran ekspor pasir laut melalui Peraturan Pemerintah (PP) No 26/2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut. Walaupun PP ini mulai berlaku pada tanggal 15 Mei 2023, hingga saat ini belum terdapat catatan mengenai adanya transaksi ekspor yang terlaksana. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hal ini.
Menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edi Mahmud, hingga Mei 2023, belum ada catatan transaksi ekspor yang terjadi untuk komoditas pasir laut yang masuk dalam klasifikasi kode HS2505900, baik dari segi nilai maupun volume.
“Dalam pengelompokan kode HS untuk pencatatan ekspor dan impor pasir laut, pada Mei 2023, tidak ada catatan mengenai transaksi jual pasir laut ke luar negeri yang terjadi untuk komoditas yang termasuk dalam kode HS tersebut,” ungkapnya.
Pasir laut, yang seringkali dianggap sepele, memiliki peran penting dalam berbagai industri, termasuk konstruksi, manufaktur, dan reklamasi lahan. Kita akan membahas berbagai aspek terkait ekspor pasir laut, termasuk kebijakan yang mengatur, dampaknya, serta proyeksi ke depan.
Kebijakan Ekspor Pasir Laut
1. PP Ekspor Pasir Laut
Pada tahun 2023, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) terkait ekspor pasir laut. PP ini bertujuan untuk mengatur dan mengawasi ekspor pasir laut, sehingga sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Salah satu poin penting dalam PP ini adalah pengaturan izin ekspor pasir laut.
2. Larangan Ekspor Pasir Laut
Sebelum PP diterapkan, terdapat sejumlah kasus penyelundupan pasir laut ilegal yang menyebabkan kekhawatiran atas eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam ini. Sebagai respons terhadap isu ini, beberapa wilayah di Indonesia, seperti Riau, sempat menerapkan larangan ekspor pasir laut secara tegas. Namun, dengan adanya regulasi yang lebih ketat, larangan ekspor pasir laut telah dilepas kembali di beberapa daerah.
Dampak Ekspor Pasir Laut
1. Dampak Lingkungan
Ekspor pasir laut dapat memiliki dampak serius terhadap lingkungan, terutama pada ekosistem bawah laut. Penambangan pasir laut secara berlebihan dapat merusak terumbu karang dan mengganggu habitat laut. Ini dapat mengancam berbagai spesies laut dan mengganggu keselarasan ekosistem perairan.
2. Dampak Sosial
Jual atau Ekspor pasir laut juga dapat memiliki dampak sosial yang signifikan. Aktivitas penambangan seringkali melibatkan masyarakat lokal yang mendapatkan penghasilan dari pekerjaan tersebut. Dengan adanya regulasi ketat atau larangan ekspor, masyarakat tersebut dapat kehilangan mata pencaharian mereka.
3. Dampak Ekonomi
Dari segi ekonomi, ekspor pasir laut adalah sumber pendapatan yang signifikan bagi negara. Dengan mengatur ekspor pasir laut melalui izin yang ketat, pemerintah berupaya untuk memastikan bahwa potensi ekonomi dari sumber daya ini dapat dimanfaatkan secara bijak dan berkelanjutan.
Izin Ekspor Pasir Laut
Pada tahun 2023, izin ekspor pasir laut menjadi hal yang sangat penting. Dengan adanya regulasi yang lebih ketat, perusahaan yang berencana untuk melakukan ekspor pasir laut harus memenuhi persyaratan yang ketat dan mendapatkan izin jual pasir laut ke luar negeri dari pihak berwenang. Izin ini melibatkan audit lingkungan dan perizinan komprehensif untuk memastikan bahwa ekspor pasir laut dilakukan secara legal dan berkelanjutan.
Dampak Kebijakan Ekspor Pasir Laut Singapura bagi Wilayah Perairan Indonesia
Singapura telah lama menjadi salah satu tujuan utama ekspor pasir laut Indonesia. Namun, kebijakan Singapura terhadap impor pasir laut telah menjadi subjek perdebatan yang intens. Dampaknya terhadap wilayah perairan Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Penurunan Ekspor Pasir Laut ke Singapura
Sebagai respons terhadap kebijakan impor Singapura yang lebih ketat, ekspor pasir laut dari Indonesia ke Singapura telah mengalami penurunan signifikan. Hal ini berdampak pada pendapatan negara dari ekspor pasir laut.
2. Peningkatan Kontrol Terhadap Penambangan Pasir Laut
Kebijakan Singapura telah mendorong pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas jual pasir laut ke luar negeri untuk penambangan pasir laut di wilayah perairannya. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasir laut diekspor secara legal dan berkelanjutan.
3. Pengaruh Terhadap Harga Pasir Laut
Penurunan ekspor pasir laut ke Singapura juga berdampak pada harga pasir laut di pasar internasional. Harga pasir laut meningkat sebagai respons terhadap penurunan pasokan, yang dapat memengaruhi industri konstruksi dan reklamasi di berbagai negara.
Proyeksi Ke Depan
Pada tahun-tahun mendatang, dapat diharapkan bahwa regulasi terkait ekspor pasir laut akan tetap menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia. Keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat lokal akan menjadi fokus penting dalam perencanaan kebijakan.
Selain itu, kerja sama antarnegara seperti hubungan Indonesia-Singapura juga akan memainkan peran kunci dalam mengatasi isu-isu yang terkait dengan ekspor pasir laut. Perundingan dan kesepakatan bilateral akan menjadi bagian integral dari upaya untuk memastikan bahwa ekspor pasir laut berlangsung dengan bijak dan memperhatikan berbagai dampak yang mungkin terjadi.
Cara Mengolah Pasir Laut untuk Diekspor
Pasir laut adalah sumber daya alam yang bernilai dan memiliki berbagai aplikasi, terutama dalam industri konstruksi dan rekayasa. Mengolah pasir laut untuk diekspor memerlukan proses yang hati-hati dan mematuhi regulasi lingkungan jual pasir laut ke luar negeri yang ketat. Berikut adalah penjelasan mengenai langkah-langkah umum dalam mengolah pasir laut untuk diekspor:
1. Pengumpulan Pasir Laut
Langkah pertama dalam mengolah pasir laut adalah pengumpulan pasir itu sendiri. Pasir laut dapat ditemukan di pantai-pantai, dasar laut, atau sungai-sungai yang mengalir ke laut. Kegiatan penggalian harus memperhatikan aturan dan regulasi yang berlaku di wilayah tersebut, terutama terkait dengan izin lingkungan, hak pemakaian tanah, dan hak penambangan.
2. Pemisahan Material
Setelah pasir laut terkumpul, langkah selanjutnya adalah pemisahan material. Pasir laut sering kali mengandung material lain seperti kerikil, batu, dan sedimen lainnya. Proses pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan teknik seperti pemilahan manual, pengayakan, atau pencucian. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa pasir laut yang akan diekspor memiliki kualitas yang sesuai dengan persyaratan pasar.
3. Pembersihan dan Pengolahan
Pasir laut yang telah dipisahkan dari material lain dapat mengandung kotoran seperti garam, lumpur, atau bahan organik. Untuk meningkatkan kualitasnya, pasir ini harus dibersihkan. Proses pembersihan melibatkan pencucian pasir laut menggunakan air bersih dan teknik pemisahan berbasis gravitasi.
Selanjutnya, pasir laut dapat mengalami proses pengolahan tambahan tergantung pada aplikasinya. Misalnya, pasir yang akan digunakan dalam beton mungkin harus diayak untuk ukuran butir yang spesifik, sedangkan pasir untuk reklamasi lahan mungkin perlu diayak untuk menghilangkan kotoran pada jual pasir laut ke luar negeri atau benda asing lainnya.
4. Pengeringan
Pasir laut yang telah dibersihkan dan diproses kemudian harus dikeringkan sebelum diekspor. Pengeringan dapat dilakukan secara alami dengan menyebar pasir di bawah sinar matahari atau menggunakan mesin pengering. Pasir yang benar-benar kering akan lebih mudah dalam penanganan dan pengiriman.
5. Penyimpanan dan Pengemasan
Setelah dikeringkan, pasir laut siap untuk disimpan dan dikemas sebelum diekspor. Pasir ini biasanya disimpan dalam gudang penyimpanan yang sesuai untuk melindunginya dari kelembaban dan kerusakan lainnya. Ketika akan diekspor, pasir laut biasanya dikemas dalam kantong-kantong atau kontainer yang sesuai dengan standar internasional. Pengemasan yang baik memastikan bahwa pasir laut tetap dalam kondisi yang baik selama pengiriman.
Cara Ekspor Pasir Laut Ke Luar Negeri
Ekspor pasir laut adalah proses yang melibatkan penjualan pasir laut dari satu negara ke negara lain. Pasir laut sering digunakan dalam berbagai industri, seperti konstruksi dan rekayasa sipil, membuat permintaan internasional untuk pasir laut cukup tinggi. Berikut adalah penjelasan tentang langkah-langkah umum yang terlibat dalam proses ekspor pasir laut:
1. Izin dan Perizinan
Langkah pertama yang sangat penting dalam proses ekspor pasir laut adalah memperoleh semua izin dan perizinan yang diperlukan dari pihak berwenang di negara asal. Hal ini termasuk izin ekspor, izin penambangan, serta perizinan lingkungan yang sesuai. Prosedur perizinan ini akan bervariasi tergantung pada regulasi jual pasir laut ke luar negeri di negara asal Anda.
2. Pengujian Kualitas
Sebelum diekspor, pasir laut biasanya harus menjalani pengujian kualitas untuk memastikan bahwa pasir tersebut memenuhi standar yang ditetapkan oleh negara tujuan ekspor. Pengujian ini mencakup ukuran butir, kemurnian, dan tes lainnya yang relevan tergantung pada penggunaan akhir pasir laut.
3. Logistik Pengiriman
Logistik pengiriman termasuk pengaturan transportasi pasir laut dari tempat penambangan ke pelabuhan, pengaturan pengiriman laut, dan proses bea cukai dan administrasi lain yang diperlukan untuk mengekspor barang ke negara tujuan.
4. Pelabuhan dan Bea Cukai
Pasir laut akan dibawa ke pelabuhan ekspor, di mana semua prosedur bea cukai dan dokumen ekspor akan diselesaikan sesuai dengan regulasi negara asal dan negara tujuan. Dokumen yang sesuai termasuk faktur komersial, daftar muatan, dan izin ekspor.
5. Pengiriman Internasional
Pasir laut kemudian dikirim ke negara tujuan melalui transportasi laut. Pengiriman ini harus mematuhi regulasi internasional terkait transportasi material berbahaya dan lingkungan.
6. Penerimaan dan Distribusi di Negara Tujuan
Setelah sampai di negara tujuan, pasir laut akan melewati proses penerimaan dan distribusi ke pelanggan akhir, yang bisa saja berada di industri konstruksi, rekayasa sipil, atau industri jual pasir laut ke luar negeri lainnya.
Penting untuk dicatat bahwa ekspor pasir laut dapat memiliki implikasi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang signifikan.
Syarat Ekspor Pasir Laut Dijual Ke Luar Negeri
Ekspor pasir laut adalah kegiatan yang melibatkan pengiriman pasir laut dari satu negara ke negara lain. Untuk menjalankan bisnis ekspor pasir laut dengan sukses dan mematuhi regulasi yang berlaku, berikut adalah syarat-syarat umum yang perlu dipenuhi:
1. Izin dan Perizinan:
- Izin Ekspor: Calon eksportir pasir laut harus memperoleh izin ekspor dari otoritas berwenang di negara asal. Izin ini mengatur legalitas ekspor dan melibatkan prosedur administrasi tertentu.
- Izin Penambangan: Penambangan pasir laut harus dilakukan dengan izin yang sah sesuai dengan regulasi penambangan mineral dan sumber daya alam di negara asal.
- Izin Lingkungan: Proses ekspor pasir laut juga harus mematuhi perizinan lingkungan. Ini termasuk izin untuk aktivitas penambangan dan dampak lingkungan yang mungkin timbul.
2. Kualitas Pasir Laut:
- Pasir laut yang akan diekspor harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh negara asal dan negara tujuan ekspor. Ini melibatkan pengujian untuk ukuran butir, kemurnian, dan parameter lain yang relevan.
3. Pengemasan yang Tepat:
- Pasir laut harus dikemas dengan benar untuk melindungi kualitasnya selama transportasi internasional. Pengemasan yang kuat dan tahan lama harus digunakan, seperti kantong-kantong khusus atau kontainer.
4. Pajak dan Bea Cukai:
- Semua pajak dan bea cukai yang relevan harus dibayar sesuai dengan regulasi yang berlaku di negara asal dan negara tujuan.
5. Dokumentasi yang Lengkap:
- Semua dokumen yang diperlukan harus disiapkan dengan benar. Ini termasuk faktur komersial, daftar muatan, dokumen ekspor, izin ekspor, serta dokumen yang diperlukan oleh otoritas bea cukai.
6. Transportasi yang Aman:
- Transportasi pasir laut harus mematuhi standar keselamatan dan peraturan transportasi internasional. Hal ini melibatkan pemilihan metode pengiriman yang sesuai dan pilihan kapal atau kendaraan yang aman.
7. Keberlanjutan Lingkungan:
- Aktivitas penambangan dan ekspor pasir laut harus memperhatikan dampak lingkungan dan harus dilakukan secara berkelanjutan. Ini mencakup pengelolaan sumber daya laut dan perlindungan ekosistem laut.
8. Patuhi Regulasi Negara Tujuan:
- Eksportir juga harus mematuhi regulasi yang berlaku di negara tujuan ekspor. Ini mencakup persyaratan impor, pajak, dan regulasi lainnya yang diberlakukan oleh negara tujuan.
9. Pembayaran dan Keuangan:
- Seluruh transaksi keuangan terkait dengan ekspor pasir laut harus dilakukan dengan benar dan transparan sesuai dengan peraturan perbankan dan perdagangan internasional.
Perlu diingat bahwa syarat-syarat ini dapat berbeda-beda tergantung pada negara asal, negara tujuan, dan jenis pasir laut yang diekspor. Oleh karena itu, penting bagi eksportir untuk memahami regulasi yang berlaku secara cermat dan berkolaborasi dengan otoritas berwenang serta ahli dalam bidang ini untuk memastikan kepatuhan yang tepat dalam setiap tahap ekspor pasir laut.
Dokumen Kelengkapan Ekspor Pasir Laut
Proses ekspor pasir laut melibatkan sejumlah dokumen yang harus dipersiapkan dengan cermat untuk memastikan keberhasilan dan kepatuhan hukum dalam transaksi tersebut. Dokumen-dokumen ini mencakup berbagai aspek ekspor, seperti regulasi perdagangan internasional, kepatuhan lingkungan, serta persyaratan impor dari negara tujuan. Berikut adalah penjelasan tentang dokumen kelengkapan ekspor pasir laut yang umumnya diperlukan:
- Izin Ekspor:
Izin Ekspor Pasir Laut: Dokumen ini dikeluarkan oleh otoritas berwenang di negara asal dan mengizinkan perusahaan atau individu untuk melakukan ekspor pasir laut. Izin ekspor ini mencakup rincian penting seperti jumlah pasir laut yang diizinkan diekspor, tujuan ekspor, serta tanggal dan masa berlaku izin.
- Izin Penambangan:
Izin Penambangan Mineral: Proses penambangan pasir laut harus dilakukan dengan izin penambangan yang sah sesuai dengan regulasi penambangan mineral dan sumber daya alam di negara asal. Dokumen ini sering kali mencakup detail tentang lokasi penambangan jual pasir laut ke luar negeri, jumlah pasir laut yang boleh ditambang, serta persyaratan lingkungan yang harus dipatuhi.
- Izin Lingkungan:
Izin Lingkungan: Aktivitas penambangan dan ekspor pasir laut harus mematuhi perizinan lingkungan. Menurut AlamatJTCargo, Dokumen izin lingkungan ini membuktikan bahwa proses ekspor pasir laut telah diperiksa dan diizinkan dari perspektif lingkungan.
- Faktur Komersial:
Faktur Komersial: Faktur komersial adalah dokumen yang menggambarkan rincian transaksi ekspor, termasuk jumlah pasir laut yang diekspor, harga, nilai total, dan informasi pembayaran. Dokumen ini digunakan untuk keperluan pajak, keuangan, dan administratif.
- Daftar Muatan:
Daftar Muatan (Packing List): Daftar muatan adalah dokumen yang mencantumkan semua barang yang terdapat dalam pengiriman, Packing List Ekspor Pasir Laut termasuk jenis dan jumlah pasir laut yang diekspor, berat, dan detail kemasan.
- Dokumen Pengangkutan:
Bill of Lading: Bill of Lading adalah dokumen pengangkutan yang diterbitkan oleh maskapai atau agen pengiriman. Ini mencakup detail tentang pengiriman, seperti nama kapal, rute, tanggal pengiriman, dan alamat pengiriman.
- Dokumen Pajak dan Bea Cukai:
Dokumen Pajak dan Bea Cukai: Ini termasuk semua dokumen yang terkait dengan pajak dan bea cukai yang harus dipenuhi sesuai dengan regulasi yang berlaku di negara asal dan negara tujuan.
- Sertifikat Asal:
Sertifikat Asal (Certificate of Origin): Sertifikat asal adalah dokumen yang menunjukkan negara asal pasir laut yang diekspor. Ini sering diperlukan untuk memenuhi persyaratan perdagangan internasional dan mengklasifikasikan barang dalam perjanjian perdagangan bebas.
- Dokumen Kualitas:
Sertifikat Kualitas: Pasir laut yang diekspor harus diuji dan diverifikasi sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh negara asal dan negara tujuan. Dokumen sertifikat kualitas ini adalah bukti bahwa pasir tersebut memenuhi standar yang ditetapkan.
Jenis Pasir Laut yang Biasa Diekspor
Pasir laut adalah bahan alam yang sering diekspor ke berbagai negara karena memiliki banyak aplikasi dalam industri konstruksi, reklamasi lahan, dan manufaktur. Jenis pasir laut yang biasa diekspor dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan permintaan pasar. Berikut adalah beberapa jenis pasir laut yang umumnya diekspor:
1. Pasir Pantai: Pasir pantai adalah jenis pasir laut yang paling umum diekspor. Ini adalah pasir yang dapat ditemukan di pantai-pantai dan memiliki butiran yang halus hingga sedang. Pasir pantai sering digunakan dalam proyek konstruksi, pembuatan beton, dan rekayasa sipil.
2. Pasir Silika: Pasir silika adalah jenis pasir laut yang kaya akan kandungan silika. Silika adalah mineral yang digunakan dalam berbagai industri, termasuk manufaktur kaca, industri semikonduktor, dan produksi fiberglass. Pasir silika yang berkualitas tinggi sangat diminati dan diekspor ke berbagai negara.
3. Pasir Koral: Pasir koral adalah jenis pasir laut yang berasal dari terumbu karang. Pasir ini memiliki warna yang lebih cerah dan sering digunakan dalam proyek reklamasi lahan dan lanskap. Namun, pengambilan pasir koral dapat memiliki dampak negatif pada ekosistem terumbu karang, sehingga pengaturan ketat sering diterapkan.
4. Pasir Hitam: Pasir hitam adalah jenis pasir laut yang memiliki warna gelap karena kandungan mineral seperti besi. Pasir ini sering digunakan dalam proyek konstruksi dan manufaktur logam. Pasir hitam yang memiliki kadar besi tinggi dapat digunakan dalam industri besi dan baja.
5. Pasir Zirkon: Pasir zirkon mengandung mineral zirkon, yang digunakan dalam industri keramik, pigmen, dan manufaktur perhiasan. Pasir zirkon yang mengandung mineral berharga lainnya seperti titanium dan uranium juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
6. Pasir Laut Bergradasi: Pasir laut bergradasi adalah jenis pasir yang memiliki ukuran butir yang bervariasi. Ini sering digunakan dalam proyek rekayasa pantai dan reklamasi lahan untuk menciptakan perbedaan tingkat dan karakteristik pantai yang beragam.
7. Pasir Laut Khusus: Selain jenis-jenis di atas, pasir laut khusus lainnya dapat diekspor sesuai dengan permintaan pasar dan kebutuhan industri tertentu. Ini termasuk pasir khusus untuk pengeboran minyak dan gas, pasir pengecoran logam, dan pasir untuk industri kimia.
Penting untuk dicatat bahwa ekspor pasir laut harus mematuhi regulasi dan perizinan yang berlaku di negara asal dan negara tujuan. Beberapa jenis pasir laut, seperti pasir koral, dapat melibatkan peraturan ketat karena potensi dampak lingkungan yang signifikan.
Negara Tujuan Ekspor Pasir Laut dari Indonesia
Indonesia adalah salah satu produsen utama pasir laut di dunia dan telah menjadi pemasok utama pasir laut bagi banyak negara tujuan ekspor. Negara ini memiliki pantai yang panjang serta sumber daya alam laut yang kaya, sehingga menjadikan ekspor pasir laut sebagai salah satu komoditas ekspor penting. Berikut adalah penjelasan tentang negara-negara tujuan utama ekspor pasir laut dari Indonesia:
1. Singapura: Singapura adalah salah satu negara tujuan utama ekspor pasir laut dari Indonesia. Pasir laut digunakan dalam proyek reklamasi lahan besar di Singapura, yang memerlukan pasokan pasir yang konsisten. Namun, hubungan ekspor pasir laut dengan Singapura telah menjadi subjek perdebatan karena dampak lingkungan yang signifikan di Indonesia.
2. Malaysia: Malaysia juga merupakan negara tujuan ekspor pasir laut dari Indonesia. Pasir laut diekspor ke Malaysia untuk digunakan dalam industri konstruksi dan proyek-proyek pembangunan. Namun, serupa dengan Singapura, ekspor pasir laut ke Malaysia telah menghadapi tantangan terkait dengan ketegangan lingkungan dan regulasi yang lebih ketat.
3. India: India adalah salah satu negara yang mengimpor pasir laut dari Indonesia. Pasir laut digunakan dalam berbagai proyek konstruksi di India, terutama di sektor perumahan dan infrastruktur. Permintaan pasir laut dari India telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
4. Jepang: Jepang adalah negara tujuan lain untuk ekspor pasir laut Indonesia. Pasir laut digunakan dalam proyek konstruksi, termasuk pembangunan gedung dan infrastruktur. Jepang mengimpor pasir laut untuk memenuhi kebutuhan konstruksi dalam negeri yang tinggi.
5. Korea Selatan: Korea Selatan juga mengimpor pasir laut dari Indonesia untuk keperluan konstruksi dan industri. Pasir laut digunakan dalam pembuatan beton dan konstruksi jalan raya di Korea Selatan.
6. Cina: Cina adalah salah satu negara dengan permintaan pasir laut yang signifikan. Pasir laut diekspor ke Cina untuk berbagai keperluan, termasuk pembuatan kaca, industri logam, dan konstruksi. Permintaan pasir laut dari Cina telah menjadi faktor penting dalam pasar ekspor pasir laut global.
7. Negara-Negara Lain di Asia dan Timur Tengah: Selain negara-negara di atas, Indonesia juga mengimpor pasir laut ke berbagai negara di Asia dan Timur Tengah, termasuk Taiwan, Vietnam, Uni Emirat Arab, dan lainnya. Pasir laut digunakan dalam berbagai industri dan proyek konstruksi di negara-negara ini.
Harga Pasir Laut Ekspor
Proyek besar yang sedang dikerjakan di Singapura saat ini telah mengalami peningkatan kapasitas menjadi 65 juta TEUs, meningkat dari sebelumnya hanya 50 juta TEUs. Proyek ini dijadwalkan akan selesai pada tahun 2040.
Dengan adanya jangka waktu yang telah ditentukan, dapat diasumsikan bahwa Singapura telah mengalokasikan sumber daya finansial yang cukup untuk menyelesaikan proyek tersebut. Terlebih lagi, pendapatan utama Singapura berasal dari sektor pelabuhan, sehingga proyek ini memiliki prioritas yang tinggi.
Salah satu alasan penting mengapa Singapura cenderung memilih pasokan pasir laut dari luar negaranya adalah karena harganya yang lebih kompetitif. Sebagai contoh, harga pasir laut ekspor dari Indonesia hanya sekitar Rp 228 ribu per kubiknya. Meskipun harga jual pasir laut di Singapura tidak disebutkan, namun dapat diasumsikan bahwa tarifnya akan jauh lebih tinggi.
Di sisi lain, Malaysia, yang sebelumnya menjadi salah satu pemasok utama pasir laut untuk proyek reklamasi di Singapura, telah menghentikan ekspornya. Hal ini membuka peluang besar bagi Indonesia sebagai negara terdekat dengan Singapura untuk mengisi kebutuhan pasir laut dalam proyek-proyek tersebut. Dengan demikian, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekspor pasir lautnya ke Singapura dan memanfaatkan keunggulan harga yang dimilikinya.