Cara Ekspor Belut Ke Luar Negeri Harga Mahal

Cara ekspor belut ke luar negeri saat ini menjadi komoditi jual beli yang menarik di pasar internasional. Tingginya permintaan akan jual belut ke luar negeri, baik di pasar lokal maupun ekspor internasional, telah menjadi sebuah fakta yang tak terbantahkan.

Meskipun permintaan tersebut begitu tinggi, tetapi belum dapat terpenuhi secara optimal. Masalah ini terkait dengan ketergantungan pada tangkapan belut dari alam. Oleh karena itu, perlu diterapkan sistem budidaya belut yang efisien untuk dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat ini.

Roy Ruslan, seorang eksportir yang beroperasi di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengungkapkan bahwa permintaan belut dari dalam negeri maupun mancanegara terus berlanjut tanpa henti. Bahkan, permintaan dari Hongkong saja mencapai 20 ton per hari, dan ini hanya berasal dari satu pembeli saja.

Harga jual belut untuk pasar ekspor sangat menggiurkan, yaitu berkisar antara Rp150.000 hingga Rp160.000 per kilogram. Harga jual belut dengan kualitas yang sama di pasar lokal biasanya sekitar 50% dari harga di pasar ekspor.

Roy juga menambahkan bahwa ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi agar belut dapat diterima di pasar ekspor. Rincian mengenai persyaratan ekspor belut ini dapat ditemukan dalam Majalah Trubus Edisi 634 bulan September 2022.

Masalah yang sama dalam memenuhi permintaan jual belut ke luar negeri juga dihadapi oleh Hady Fahrensyah, seorang pembudidaya belut di Kabupaten Serdangbedagai, Sumatra Utara. Hady memasok belut ke pasar lokal dan restoran di Kota Medan, Kota Pematangsiantar, dan Kabupaten Deliserdang, Sumatra Utara.

Hady menjelaskan bahwa permintaan total mencapai 800 kg hingga 1 ton per pekan, dengan beberapa pembeli yang meminta hingga 100 hingga 250 kilogram per pekan. Sayangnya, dia masih kesulitan untuk memenuhi permintaan pasar lokal karena hasil panen dari budidaya belutnya masih terbatas.

Kepala Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu (KIPM) Banjarmasin, Sokhib, menyatakan bahwa ekspor perdana oleh CV 3 A dengan jumlah 1.550 kg belut semakin mendorong peningkatan ekspor langsung dari Kalimantan Selatan. “Ini tentunya membuka potensi besar untuk komoditas perikanan di Kalimantan Selatan,” katanya.

Hingga Oktober 2020, berdasarkan sertifikasi kesehatan ikan dan mutu hasil perikanan ekspor belut yang diterbitkan, lima komoditas dominan yang diekspor adalah frozen shrimps, fresh swimming crab, frozen cook shrimps, white pomfret fish, dan arwana banjar red. Negara tujuan ekspor antara lain Jepang, Malaysia, Singapura, Hongkong, dan Taiwan.

Cara Memelihara Belut Standar Internasional

Mengolah belut standar internasional adalah suatu proses yang membutuhkan perhatian khusus dan pengetahuan mengenai praktik-praktik terbaik dalam industri perikanan. Berikut adalah langkah-langkah spesifik untuk mengolah belut standar internasional:

Pemilihan Bibit Belut Ekspor yang Berkualitas

Pilih belut yang sehat dan berkualitas sebagai bibit. Pastikan belut yang dipilih bebas dari penyakit, cedera, dan cacat fisik lainnya. Selain itu, pastikan ukuran belut sesuai dengan standar internasional.

Pemeliharaan Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup tempat belut dipelihara harus memenuhi standar jual belut ke luar negeri. Air harus bersih, suhu harus sesuai, dan kualitas air harus dijaga agar tetap baik. Ini termasuk pemantauan parameter seperti pH, salinitas, dan oksigen terlarut.

Pemberian Pakan Berkualitas

Loading...

Berikan pakan berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi belut. Kualitas pakan sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan belut. Beri makan secara teratur dan kontrol jumlah pakan yang diberikan.

Pengelolaan Kepadatan Populasi

Pastikan kepadatan populasi belut dalam kolam pemeliharaan sesuai dengan standar internasional. Terlalu banyak belut dalam kolam dapat menyebabkan stres dan penurunan kualitas air.

Pengendalian Kualitas Air

Rutin lakukan pengujian ekspor belut pada kualitas air dan lakukan perawatan yang diperlukan untuk menjaga kondisi air yang optimal. Ini termasuk perawatan filter, sirkulasi air, dan penghapusan limbah organik.

Pemantauan Kesehatan Belut

Periksa kesehatan belut secara berkala. Identifikasi dan isolasi belut yang terinfeksi atau terkena penyakit untuk mencegah penyebaran.

Penanganan dan Pemanenan yang Benar

Saat pemanenan, perlakukan belut dengan hati-hati untuk menghindari cedera. Pastikan pemanenan dilakukan sesuai dengan standar internasional, termasuk penggunaan alat yang steril dan teknik pemotongan yang tepat.

Pengolahan Pasca Panen

Setelah pemanenan, belut ekspor harus diolah sesuai dengan standar internasional ekspor belut. Ini termasuk proses pembersihan, pemotongan, dan pengepakan jual belut ke luar negeri yang higienis.

Pengemasan dan Penyimpanan

Belut yang sudah diolah harus dikemas dengan benar dalam wadah yang sesuai dan disimpan pada suhu yang tepat untuk memastikan kualitasnya tetap terjaga.

Pengiriman dan Distribusi

Pastikan belut yang telah diolah dikirim dan didistribusikan sesuai dengan regulasi internasional yang berlaku, termasuk pemenuhan persyaratan sanitasi dan kesehatan.

Cara Ekspor Belut Ke Luar Negeri

Ekspor belut adalah proses mengirimkan belut dari satu negara ke negara lain untuk tujuan komersial. Berikut adalah langkah-langkah spesifik tentang cara ekspor belut:

Pemilihan Peternakan Belut Ekspor yang Tepat

Pastikan belut yang akan diekspor berasal dari peternakan yang memiliki standar kualitas yang tinggi. Hal ini penting untuk memastikan belut yang diekspor memenuhi persyaratan sanitasi dan kesehatan jual belut ke luar negeri.

Persiapan Belut

Sebelum ekspor, belut harus dipilih dan dipisahkan berdasarkan ukuran dan kualitasnya. Biasanya, belut yang berukuran besar dan memiliki kondisi fisik yang baik lebih diminati dalam pasar internasional.

Pemeriksaan Kesehatan

Belut yang akan diekspor harus melewati pemeriksaan kesehatan yang ketat sesuai dengan regulasi negara tujuan. Ini mungkin melibatkan pemeriksaan oleh otoritas sanitasi dan karantina hewan.

Pengemasan Belut Ekspor yang Tepat

Belut harus dikemas dengan hati-hati agar tetap segar dan aman selama perjalanan. Biasanya, belut dikemas dalam wadah tertutup seperti kotak plastik atau polistiren dengan akses ke air bersih untuk menjaga kelembapan.

Dokumentasi dan Izin Ekspor

Anda perlu mengurus semua dokumen yang diperlukan untuk ekspor belut, termasuk izin ekspor, sertifikat kesehatan, faktur komersial, dan dokumen bea cukai. Pastikan semua dokumen sesuai dengan persyaratan negara tujuan.

Transportasi yang Aman

Belut ekspor harus diangkut dalam kondisi yang sesuai untuk menjaga kestabilan suhu dan kelembapan. Penggunaan kontainer yang sesuai dengan fasilitas pendinginan atau isolasi termal ekspor belut mungkin diperlukan tergantung pada jarak perjalanan dan kondisi cuaca.
Proses Bea Cukai dan Pabean:

Pastikan untuk mematuhi semua regulasi bea cukai dan pabean yang berlaku di negara asal dan negara tujuan. Hal ini melibatkan pembayaran bea cukai jual belut ke luar negeri yang diperlukan dan pemenuhan persyaratan pabean.

Pengiriman Belut Ekspor dan Pelacakan

Setelah belut dikirim, pastikan untuk melacak pengiriman secara teratur. Ini membantu Anda memantau kondisi belut selama perjalanan dan memastikan mereka sampai ke tujuan dengan aman.

Syarat Ekspor Belut Ke Pasar Luar Negeri

Syarat ekspor belut sangat bergantung pada peraturan dan regulasi yang berlaku di negara asal (eksportir) dan negara tujuan (importir). Berikut adalah beberapa syarat umum yang biasanya berlaku untuk ekspor belut:

Izin Ekspor Belut

Eksportir biasanya harus memperoleh izin ekspor dari otoritas pemerintah yang berwenang. Izin ini mungkin mencakup persyaratan tertentu yang harus dipenuhi sebelum belut dapat diekspor.

Sertifikat Kesehatan ekspor belut

Belut yang akan diekspor harus memenuhi persyaratan kesehatan hewan yang ketat. Ini termasuk pemeriksaan kesehatan dan sertifikat kesehatan hewan yang dikeluarkan oleh otoritas sanitasi dan karantina hewan.

Pemilihan dan Kualitas Produk

Belut yang akan diekspor harus dipilih dengan hati-hati. Biasanya, belut yang berukuran besar, bebas dari penyakit, dan memiliki kondisi fisik yang baik lebih diminati dalam ekspor.

Pengemasan yang Sesuai

Belut ekspor harus dikemas dengan benar untuk menjaga kualitasnya selama perjalanan. Penggunaan wadah tertutup yang cocok, seperti kotak plastik atau polistiren, dengan akses ke air bersih untuk menjaga kelembapan jual belut ke luar negeri adalah hal yang umum.

Dokumen Ekspor

Eksportir harus menyediakan semua dokumen yang diperlukan, termasuk faktur komersial, sertifikat kesehatan hewan, izin ekspor, dan dokumen bea cukai sesuai dengan regulasi negara asal dan tujuan.

Bea Cukai dan Pabean

Proses bea cukai dan pabean ekspor belut harus diikuti dengan benar. Ini termasuk pembayaran bea cukai yang diperlukan dan pemenuhan persyaratan pabean di negara asal dan tujuan.

Standar Internasional

Eksportir belut juga harus memahami dan mematuhi standar internasional yang berlaku, seperti standar kesehatan hewan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE).

Pengawasan Transportasi ekspor belut

Selama transportasi, belut harus dijaga dalam kondisi yang sesuai, termasuk suhu dan kelembapan yang tepat. Kontainer atau fasilitas transportasi yang memenuhi standar harus digunakan.

Labelisasi Belut Ekspor dan Penandaan

Produk harus diberi label dan penandaan yang sesuai dengan regulasi negara tujuan, termasuk informasi tentang asal produk, tanggal produksi, dan informasi lain yang mungkin diperlukan.

Dokumen Ekspor Belut

Dokumen kelengkapan ekspor belut adalah bagian penting dari proses ekspor yang membantu memastikan bahwa seluruh transaksi berjalan dengan lancar dan memenuhi persyaratan hukum dan regulasi yang berlaku. Berikut adalah beberapa dokumen utama yang diperlukan dalam ekspor belut:

Faktur Komersial (Commercial Invoice)

Loading...

Dokumen ekspor belut ini adalah catatan transaksi dagang antara eksportir dan importir. Faktur komersial mencantumkan informasi tentang belut yang diekspor, seperti jumlah, harga jual belut ke luar negeri, nilai total, serta rincian pembayaran.

Sertifikat Kesehatan Belut Ekspor (Health Certificate)

Sertifikat kesehatan hewan dikeluarkan oleh otoritas sanitasi dan karantina hewan di negara asal. Ini menunjukkan bahwa belut memenuhi persyaratan kesehatan hewan dan aman untuk dikonsumsi. Dokumen ini penting untuk memasuki negara tujuan.

Sertifikat Asal (Certificate of Origin)

Sertifikat asal menunjukkan negara asal belut dan dapat mempengaruhi tarif bea masuk dan preferensi perdagangan antar-negara. Ini dikeluarkan oleh otoritas yang berwenang di negara asal.

Dokumen Bea Cukai (Customs Documentation)

Dokumen ini mencakup berbagai formulir dan laporan yang diperlukan oleh pihak berwenang bea cukai di negara asal dan tujuan. Ini termasuk pernyataan ekspor, laporan ekspor, dan dokumen lain yang diperlukan untuk proses bea cukai.

Packing List (Daftar Isi Kemasan)

Packing list ekspor belut mencantumkan rincian tentang barang yang dikemas, termasuk jumlah, berat, dan deskripsi fisiknya. Ini membantu pihak berwenang di negara tujuan memverifikasi kemasan dengan benar.

Dokumen Transportasi (Transportation Documents)

Ini mencakup dokumen seperti Bill of Lading (untuk pengiriman laut) atau Air Waybill (untuk pengiriman udara), yang menunjukkan rincian pengiriman dan informasi logistik.

Jenis Belut Yang Biasa Diekspor Ke Luar Negeri

Indonesia merupakan salah satu negara produsen jual belut ke luar negeriterbesar di dunia, dan berbagai jenis belut diekspor dari negara ini. Berikut adalah beberapa jenis belut yang biasa diekspor dari Indonesia:

Belut Moncong (Anguilla bicolor pacifica)

Belut Moncong adalah salah satu jenis belut ekspor paling umum yang diekspor dari Indonesia. Mereka memiliki moncong yang panjang dan tubuh berwarna coklat kehitaman. Belut Moncong umumnya digunakan dalam hidangan seperti “belut bakar” atau “ungai” dan sangat populer di pasar Jepang.

Belut Macan (Anguilla marmorata)

Belut Macan memiliki pola warna yang khas dengan bercak-bercak hitam di tubuhnya. Mereka biasanya lebih besar dibandingkan dengan Belut Moncong dan memiliki daging yang lezat. Belut Macan juga diekspor ke Jepang dan negara-negara lain.
Belut Bangka (Anguilla bangka):

Belut Bangka adalah jenis belut yang banyak ditemukan di Pulau Bangka, Indonesia. Mereka memiliki warna tubuh yang cenderung gelap dan sering digunakan dalam hidangan lokal seperti “belut gulai.”

Belut Spiny (Macrognathus spp.)

Jenis belut ekspor ini memiliki ciri-ciri khas dengan duri atau tulang-belulang yang menonjol di sepanjang tubuhnya. Belut Spiny biasanya lebih kecil dibandingkan dengan belut Anguilla dan digunakan dalam hidangan seperti sup atau masakan kuah di beberapa daerah Indonesia.

Belut Sawah (Monopterus spp.)

Belut Sawah adalah jenis belut ekspor yang sering ditemukan di sawah-sawah dan perairan tawar lainnya. Mereka memiliki warna tubuh yang cenderung gelap dan sering digunakan dalam masakan tradisional seperti “belut goreng” atau “belut asam manis.”

Belut Kali (Mastacembelus spp.)

Belut Kali adalah jenis belut yang hidup di sungai-sungai dan sungai kecil di Indonesia. Mereka memiliki tubuh yang panjang dan ramping dengan sirip punggung yang menonjol. Belut Kali tidak sepopuler jenis belut lainnya, tetapi masih digunakan dalam hidangan lokal.

Kegunaan Belut Ekspor Di Luar Negeri

Belut memiliki beragam kegunaan di luar negeri, terutama dalam konteks kuliner, budaya, dan pengobatan tradisional. Berikut adalah penjelasan spesifik tentang beberapa kegunaan belut di luar negeri:

Kuliner:

Salah satu kegunaan utama ekspor belut di luar negeri adalah dalam kuliner. Belut sering digunakan dalam hidangan lezat, seperti belut panggang, belut bakar, unagi sushi (sushi dengan lapisan belut panggang), dan berbagai hidangan saus khas, seperti saus kabayaki di Jepang. Rasa daging belut yang lembut dan manis membuatnya sangat diminati dalam hidangan makanan laut.

Budaya:

Di beberapa negara, belut memiliki nilai budaya yang penting. Misalnya, di Jepang, belut (unagi) memiliki peran dalam budaya kuliner dan festival. Festival Unagi-no-Hi (Hari Belut) diadakan setiap tahun untuk merayakan dan memakan belut. Di Tiongkok, belut juga memiliki makna budaya, dan mereka sering diasosiasikan dengan keberuntungan dan keberhasilan.
Obat Tradisional:

Beberapa budaya di Asia mempercayai manfaat kesehatan dari konsumsi belut ekspor. Mereka diyakini memiliki sifat afrodisiak dan dipercaya baik untuk kesehatan pria. Beberapa resep pengobatan tradisional mencakup penggunaan belut untuk meningkatkan vitalitas dan stamina.

Penelitian Medis:

Di luar negeri, belut juga digunakan dalam penelitian medis. Senyawa-senyawa yang ditemukan dalam lendir belut telah menarik perhatian dalam pengembangan obat-obatan. Misalnya, penelitian telah dilakukan tentang potensi senyawa antimikroba dalam lendir belut untuk pengobatan infeksi.

Industri Kosmetik:

Beberapa produk kosmetik di luar negeri mengandung ekstrak belut karena diklaim dapat membantu meremajakan kulit dan mengurangi tanda-tanda penuaan. Lendir belut juga digunakan dalam beberapa krim dan masker wajah.
Budidaya ekspor belut :

Di beberapa negara, belut diekspor sebagai bibit untuk budidaya lokal. Ini membantu negara-negara tersebut meningkatkan produksi belut dalam upaya untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi.
Penting untuk diingat bahwa penggunaan belut dan pandangan terhadapnya dapat berbeda-beda di seluruh dunia dan sangat tergantung pada budaya, tradisi, dan kepercayaan setempat.

Negara Tujuan Ekspor Belut Dari Indonesia

Beberapa negara tujuan utama ekspor belut dari Indonesia termasuk Jepang, Korea Selatan, dan China. Berikut adalah penjelasan spesifik tentang negara-negara ini sebagai tujuan utama ekspor belut dari Indonesia:

Ekspor Belut ke Jepang

Jepang adalah salah satu negara tujuan utama ekspor belut dari Indonesia. Belut, dikenal sebagai “unagi” dalam bahasa Jepang, adalah makanan yang sangat populer di Jepang. Hidangan khas seperti “unagi kabayaki” (belut panggang dengan saus manis) adalah hidangan yang banyak dinikmati oleh penduduk Jepang.

Festival Unagi-no-Hi (Hari Belut) di Jepang adalah bukti betapa pentingnya belut dalam budaya kuliner Jepang. Permintaan yang tinggi dari pasar Jepang telah mendorong ekspor belut Indonesia ke negara ini secara signifikan.

Korea Selatan

Korea Selatan adalah negara lain yang menjadi tujuan ekspor belut dari Indonesia. Belut, dikenal sebagai “jangeo” dalam bahasa Korea, juga memiliki popularitas yang tinggi di Korea Selatan. Makanan seperti “jangeo gui” (belut panggang) adalah hidangan yang umum ditemukan di restoran-restoran Korea. Permintaan terhadap belut di Korea Selatan telah meningkat, dan Indonesia adalah salah satu pemasok utamanya.

China

China adalah salah satu mitra perdagangan utama Indonesia dalam ekspor belut. Pasar belut di China juga cukup besar, dan belut digunakan dalam berbagai hidangan kuliner tradisional. Permintaan yang terus meningkat dari konsumen China telah mendorong ekspor belut dari Indonesia ke negara ini.
Negara-negara lain seperti Taiwan, Singapura, Hong Kong, dan negara-negara Asia lainnya juga menerima ekspor belut dari Indonesia.

Harga Belut Ekspor

Dari petani, harga belut bisa mencapai Rp 55-60 ribu per kilogram, namun ketika sudah sampai di pasar swalayan, harganya bisa melonjak hingga Rp 70-80 ribu per kilogram.

Bahkan, selama musim kemarau ketika ketersediaan belut dari hasil tangkapan alam menurun, harga belut di pasar bisa mencapai angka Rp 100 ribu per kilogram. Meskipun demikian, harga belut tetap lebih terjangkau dibandingkan dengan sidat, sehingga belut seringkali dijadikan sebagai alternatif panganan konsumsi pengganti sidat.

Loading...

Dalam proses pengolahan belut, biasanya belut diubah menjadi daging fillet yang dibekukan (Frozen). Proses ini melibatkan pemisahan tulang, ekor, dan kepala belut, lalu dagingnya dibekukan dan disimpan di fasilitas penyimpanan dingin dengan suhu minimal 40 derajat Celsius. Ukuran berat minimal setiap ekor belut adalah 200 gram.

Potensi ekspor belut sangat besar. Permintaannya sebenarnya mencapai 3 ton, tetapi kami baru mengirimkan 1,5 ton saat ini. Kendalanya adalah terkait dengan pengiriman melalui penerbangan yang membutuhkan waktu 24 jam untuk mencapai tujuan. Kami akan memantau perkembangan ekspor perdana ini untuk melihat apakah berhasil atau tidak.

Selama ini, belut ekspor dari Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) biasanya dikirim atau dijual di Jakarta sebelum diekspor ke luar negeri.

“Oleh karena itu, kami mencoba untuk langsung melakukan ekspor ke luar negeri. Belut dari Kalsel ini memiliki kualitas yang lebih unggul dibandingkan dengan belut dari daerah lain, dengan saingan utama hanya berasal dari Palembang,” katanya.

Untuk harga per kilogram belut, di dalam negeri biasanya sekitar Rp 30.000, namun jika diekspor, harganya bisa mencapai tiga kali lipat lebih tinggi.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalsel, Fadhli, mengungkapkan rasa syukurnya karena pengusaha lokal dapat melakukan ekspor belut ke Cina.

“Ekspor perdana ini saat ini masih mengandalkan hasil tangkapan. Ke depan, jika kita melihat bahwa Cina memerlukan belut dalam jumlah besar, kita akan mendorong pengembangan pembudidaya belut di Kalsel. Kami telah melakukan diskusi dengan berbagai pihak terkait, dan kami berharap akan muncul lebih banyak pembudidaya belut di Kalsel,” katanya.

Demikian pembahasan Cara ekspor belut ke luar negeri dan harga jualnya yang mahal di global.

Bagikan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *